Untuk Maritim Madura

Suatu kenyataan bahwa, hampir dua pertiga wilayah Indonesia merupakan lautan yang dikelilingi kurang lebih 81.000 km garis pantai dengan jumlah pulau sekitar 17.000 buah menyimpan potensi sumberdaya alam non hayati tak terbaharui, sumberdaya dapat diperbaharui (renewable resources), dan energi jasa lingkungan yang sangat besar dan belum secara optimal dikelola dan dimanfaatkan untuk mendukung laju pembangunan nasional. Atas dasar inilah merupakan suatu kebutuhan mutlak terjadinya pergeseran pembangunan dari pembangunan berbasis daratan (land used development) menjadi pembangunan berbasis kelautan (marine based development).

Sesuai dengan kebijakan politik desentralisasi, maka sebagian besar kewenangan pengelolaan sumberdaya kelautan didelegasikan kepada pemerintah daerah.  Desentralisasi ini, disatu sisi memberikan peluang yang lebih besar bagi daerah untuk mengelola dan memanfaatkan potensi kelautannya bagi kesejahteraan daerah. Namun di sisi lain besarnya kewenangan dimaksud memunculkan kecenderungan tindakan-tindakan eksploitatif terhadap sumberdaya kelautan yang semata-mata hanya untuk memacu pertumbuhan daerah.

Deseminasi yang dilakukan oleh Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura selain bertujuan untuk memperkenalkan beberapa kegiatan yan telah dilakukan, maka tujuan lainnya ialah untuk mensinergikan kegiatan–kegiatan antara pihak Perguruan Tinggi sebagai unsur peneliti dan pihak Pemerintah Daerah sebagai unsur pembuat kebijakan yang muaranya adalah: (1) memperkuat kemampuan daerah dalam perencanaan dan pengelolaan sumberdaya laut dan pantai secara berkelanjutan, (2) meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap informasi dan data perencanaan sumberdaya, (3) memperkuat kerangka hukum dan peraturan pengelolaan sumberdaya berikut upaya penegakannya, dan (4) investasi skala kecil untuk peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan hidup di wilayah pesisir tertentu (5) berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kabupaten Sumenep merupakan salah satu  kabupaten yang ada di Pulau Madura yang dihadapkan dengan tantangan yang harus dijawab mengingat sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dengan garis pantai dan pulau-pulau kecil yang jumlahnya paling besar dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lainnya.  Tantangan tentunya  memerlukan jawaban, yaitu dengan  konsekuensi mengarahkan semua aktivitas pembangunannya berbasis kelautan.  Oleh karena itu, rencana dan program-program pembangunan diupayakan untuk meningkatkan keterpaduan perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil baik secara horisontal, vertikal termasuk keterpaduan yang tidak terpisahkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura.

Sehubungan dengan itu, maka momentum deseminasi ini diharapkan dapat memaduselaraskan komitmen dan langkah nyata bagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura merupakan penelitian-penelitian yang memang dibutuhkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep begitu pula sebaliknya semua program dan kegiatan yang direncanakan oleh Pemda Kabupaten Sumenep hendaknya didahului oleh penelitian-penelitian yang komprehensif yang bisa dilakukan oleh para peneliti dari Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura.

Selain itu, melalui kegiatan deseminasi ini, maka diharapkan terjadi suatu kesamaan komitmen dan langkah dalam menjalankan pembangunan sehingga tidak ada lagi kesan ego-sektoral tetapi semua kegiatan mengarah kepada satu tujuan secara terstruktur. Jika tujuan tersebut tercapai dan menjadi komitmen dari Pemerintah Daerah pada khususnya, maka manfaat yang akan diperoleh bagi Aparatur Pemerintah adalah:

  1. Meningkatnya kemampuan daerah untuk melakukan perencanaan pengelolaan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan
  2. Adanya perencanaan yang lebih baik dalam mengalokasikan sumberdaya untuk pembangunan yang lebih rasional dan terkoordinasi, yang menekankan pengelolaan, perlindungan dan pelestarian secara berkelanjutan
  3. Rencana fisik yang disusun untuk daerah prioritas akan mempermudah identifikasi dan penetapan prioritas peluang potensial investasi untuk sektor pemerintah dan swasta
  4. Tersedianya infrastruktur dan data spasial  akan menghasilkan data dan informasi bermutu tentang geologi dan geomorfologi  pesisir dan laut, ekosistem pesisir dan laut, tutupan vegetasi, tata guna tanah dan kesesuaian tanah, pembangunan desa dan industri pesisir di daerah pesisir, serta masalah-masalah soail dan lingkungan hidup serta laut sebagai sumber pangan dan bioteknologi.
  5. Sedangkan untuk masyarakat pesisir sendiri, manfaat yang akan diperoleh ialah:
  • Meningkatnya perlindungan hukum dan pemberdayaan masyarakat untuk menjalankan hak-hak adat mereka atas sumberdaya pesisir dan laut
  • Program investasi pengelolaan sumberdaya alam berskala kecil akan merasionalisasikan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir yang kurang beruntung
  • Walaupun jumlah investasinya kecil, program dan prakarsa pengembangan ”small scale on natural resources management” akan memberi peluang kepada pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk mengaplikasikan desentralisasi perencanaan dan pelaksanaan prakarsa pembangunan dengan biaya kecil dan terjangkau.

Langkah ke depan, beberapa isu di bawah ini hendaknya bisa menjadi renungan kita bersama untuk dapat diwujudkan dengan saling bahu-membahu agar dapat dicapai Madura dalam hal ini Kabupaten Sumenep dengan pola hidup masyarakat yang bijaksana memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang dimilikinya.

  1. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia
  2. Rendahnya penataan dan penegakan hukum
  3. Belum adanya penataan ruang wilayah pesisir dan laut
  4. Persediaan air bersih
  5. Degradasi hutan mangrove
  6. Pencemaran wilayah pesisir dan laut
  7. Potensi dan obyek wisata bahari belum dikembangkan secara optimal
  8. Belum optimalnya pengelolaan perikanan tangkap dan budidaya
  9. Garam bagian dari budaya masyarakat dan sumber penghidupan

Semoga Allah swt meridhoi niat baik kita bersama, petunjuk dan karunianya akan dapat selalu menghiasi kehidupan kita.

 

Wassalamua’alaikum wr. wb.

 

Penyusun

 

COVER KELAUTAN

 

DAFTAR ISI

1.VALIDASI DATA PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS GARAM RAKYAT KABUPATEN SAMPANG. Muhammad Zainuri; Hafiludin; Firman Farid Muhsoni

2.INTENSIFIKASI LAHAN GARAM RAKYAT DI KABUPATEN SUMENEP. Mahfud Effendy; Muhammad Zainuri; Hafiluddin

3.KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG. Firman Farid Muhsoni, Disajikan dalam Seminar Nasional Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Tahun 2012

4.PERANCANGAN DAN ANALISIS APLIKASI GIS DALAM PEMETAAN LAHAN PEGARAMAN DI KABUPATEN SUMENEP. Firman Farid Muhsoni, Muhammad Zainuri, Hafiludin

5.SISTEM DINAMIK PENGARUH BUDIDAYA RUMPUT LAUT DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP DEGRADASI TERUMBU KARANG (STUDI KASUS PULAU POTERAN – MADURA). Agus Romadhon

6.DAMPAK FAKTOR EKOLOGIS TERHADAP SEBARAN PENYAKIT ICE-ICE. Apri Arisandi; Akhmad Farid

7.MANGROVE ECOTOURISM OPPORTUNITY SPECTRUM AT SOUTH COAST OF BANGKALAN PROVINCE OF EAST JAVA. Maulinna K. Wardhani

8.PEMETAAN TERUMBU KARANG MENGGUNAKAN CITRA ALOS DI PULAU KANGEAN KABUPATEN SUMENEP. Firman Farid Muhsoni. Di muat dalam Jurnal Embryo Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Volume 8 No. 1, Desember 2011

9.APLIKASI TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN KANGEAN MADURA. Hidayah,Z, Nugraha,W.A, Insafitri. DIPUBLIKASIKAN DALAM SEMINAR NASIONAL

10.PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM Firman Farid Muhsoni

11.HUBUNGAN PANJANG BERAT LORJUK (Solen spp) DI PERAIRAN PESISIR PANTAI SELATAN PULAU MADURA. Indah W. Abida, Eva A. Wahyuni, Mahfud Effendy

12.ANALISA KANDUNGAN GIZI DAN SENYAWA BIOAKTIF KEONG BAKAU (Telescopium telescopium) DI SEKITAR PERAIRAN BANGKALAN. Hafiludin. dipublikasikan dalam Seminar Nasional Perikanan Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2012

13.ANALISIS KERENTANAN DAN ADAPTASI MASYARAKAT PULAU GILI LABAK TERHADAP PERUBAHAN IKLIM BERBASIS EKOSISTEM TERUMBU KARANG.Agus Romadhon.Disampaikan Konferensi dan Seminar Nasional Pusat Studi Lingkungan Hidup XXII 2014

14.MODEL KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN WISATA DI GUGUS PULAU SAPEKEN SECARA BERKELANJUTAN. Romadhon, A.Disampaikan pada Seminar Nasional Ekowisata di Universitas Widyagama, Malang 12 November 2013

15.STRUKTUR PERMASALAHAN PENGEMBANGAN EKOSISTEM MANGROVE BERKELANJUTAN DI KECAMATAN KLAMPIS DAN SEPULU KABUPATEN BANGKALAN. Romadhon. A. pada KoNas IX Pengelolaan SumberdayaPesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil (Konas IX) 2014

16.SUSTAINABLE TOURISM BASED ON CARRYING CAPACITY AND ECOLOGICAL FOOTPRINT AT SAPEKEN ARCHIPELAGO, INDONESIA. SUSTAINABLE TOURISM BASED ON CARRYING CAPACITY AND ECOLOGICAL FOOTPRINT . A. Romadhon,

17.HABITAT SEGREGATIONS AND ADAPTIVE MORPHOLOGY OF OSTRACODES IN INTERTIDAL ZONES IN INDONESIA. Insafitri and Takahiro Kamiya.

18.TINGKAT KERENTANAN LINGKUNGAN PESISIR SELATAN KABUPATEN BANGKALAN TERHADAP POTENSI TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL).M.K.Wardhani,Sulistiono,V.P.Siregar. dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Unair.Vol. 3 No.1, April 2011.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *